Rabu, 29 Juli 2020

Problematika Pembelajaran


PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

STUDI KASUS MAPEL RAB (ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI)

 

Pendahuluan

Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan menyiapkan lulusan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang diserap oleh duniaha. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 Pasal 1 Ayat 3 yang menyebutkan bahwa "pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu". Sementara itu, pada pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa “pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.

Pada kurikulum 2013, secara ekspilisit mencantumkan mata pelajaran rencana anggaran biaya (RAB), merupakan suatu kemajuan yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Dengan demikian sekolah perlu mendesain bagaimana kegiatan pembelajaran RAB yang cocok, mampu meningkatkan kompetensi  serta  memiliki link and match dengan dunia kerja (profesi).

Beberapa usaha telah dilakukan, namun upaya perbaikan melalui pembaharuan kurikulum saja belum memberikan kontribusi yang nyata, ini tercermin dari masih rendahnya kompetensi yang dimiliki siswa SMK Program Keahlian Teknik Bangunan dalam pelajaran RAB. Hal ini dapat disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang kompetitif, sehingga membuat komunikasi dan dinamika kelas dalam pembelajaran tidak maksimal dalam usaha siswa mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya.

Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu dalam pembelajaran RAB, dapat diuraikan sebagai berikut:

1.'Relevansi KurikulumTeknik Gambar Bangunan SMKN 3 Yogyakarta, (Suwarsono dan Sutarto HP, 2013).

Sekalipun kesimpulan relevansi kurikulum pelajaran RAB sangat relevan, tetapi keberhasilan pembelajaran masih ditentukan variabel yang lain.  Beberapa masukan dari industri berkaitan dengan kebutuhan dunia kerja yang perlu ditambahkan dalam kurikulum secara umum  dari hasil penelitian  antara lain: (1) materi praktek dari teori-teori yang telah diberikan, karena dalam dunia kerja sangat dibutuhkan agar peserta didik dapat mengerti aplikasi di lapangan; (2) variasi software yang berkaitan dengan teknik bangunan (AutoCAD, ArchiCAD, 3DSMax, SketcUp dan lain-lain); (3) diperdalam metode penggambaran (gambar kerja) dengan AutoCAD termasuk jam pembelajarannya; (4) selalu meng-update perkembangan didunia kerja terutama tentang alat-alat dan bahan, sehingga peserta didik dapat terus mengikuti dan ketika di lapangan dapat  mengerti  apa  yang  harus dilaksanakan   dengan hal-hal  baru; (5) materi  tentang     syarat-syarat     bangunan  gedung   bertingkat; (6) membuat     RAB melalui   software  (misalnya dengan Ms.Excel); (7) materi bahasa inggris dalam teknik bangunan; (8) materi gambar manual lebih diperbanyak jam pelajarannya; (9) unsur karakter jujur dan disiplin ditanamkan kepada peserta didik.

2.''Pengaruh Metode Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya Kelas XI SMK Negeri 2 Klaten, (Haris Alfianto dan Pangat, 2013).

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas dengan perlakuan metode kooperatif Group Investigation dibandingkan kelas dengan perlakuan metode Ceramah dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya. Hal ini dapat dilihat dalam peningkatan nilai rata rata post test pada kelas experiment yaitu (64,00) lebih tinggi dibanding rata rata kelas kontrol yaitu (50,00) sehingga terdapat perbedaan yang positif dan pengaruh yang signifikan dengan p < 0,05. Dengan demikian metode Koperatif Group Investigation mempunyai pengaruh signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar Rencana Anggran Biaya siswa kelas XI di SMK N 2 Klaten.

3.'Daya Serap Siswa SMK Negeri  Kota Yogyakarta Pada Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya, (Alami Pratiwi dan Bada Haryadi, 2013).

Dari ketiga penelitian diatas, pencapaian tingkat ketuntasan dalam pembelajaran mata pelajaran RAB, dan adaptasi di dunia kerja masih sulit dicapai, sekalipun indikator pencapaian tujuan di dalam kurikulum telah disusun dengan baik, metode pembelajaran yang digunakan telah menggunakkan pendekatan student centered learning.

Pembelajaran RAB merupakan pembelajaran ilmu terapan dimana keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh keberhasilan siswa dalam pembelajaran di semester satu dan semester dua (ilmu bangunan, ilmu bahan, dasar-dasar menggambar, simulasi digital, dan matematika), juga pelajaran yang disampaikan bersamaan di semester tiga (gambar konstruksi bangunan, gambar interior dan eksterior bagunan gedung, menggambar dengan perangkat lunak Autocad dan matematika). Dalam kondisi seperti ini sulit sekali kita mendapatkan siswa yang memiliki standar pengetahuan awal yang memadai untuk mengikuti pembelajaran RAB, apalagi cakupan materi pembelajaran RAB dalam kurikulum menyebutkan menggunakan softwere microsoft.

Sementara aktifitas proses belajar mengajar (cermah, demonstarasi) masih digunakan. Guru cenderung memisahkan antara teori dan praktek. Pada pendekatan ini pelajar cenderung tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan yang komprehensif. Lebih jauh lagi jika penyampaian dengan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran yang kompetitif, maka akan mengakibatkan pelajar pasif dan memiliki motivasi belajar rendah.

Oleh sebab itu desain pembelajaran RAB memerlukan keseriusan tidak bersifat cakupan saja dan hal ini membutuhkan guru yang memiliki standar kompensi yang baik, tidak semata-mata menguasai metode atau model pembelajaran saja tetapi juga memiliki kapasitas pengetahuan yang memadai dalam bidangnya.

Belajar aktif para siswa membutuhkan aktifitas di luar sebagai pendengar dan memungkinkan mereka untuk mengambil peran  . pembelajaran, bekerja proyek, melalui pengarahan guru. (Godfrey Mulongo, 2014). Grant Wiggins dan Jay Mc Tighe  tradisional”. Pertama, kesalahan desain berbasis aktifitas ini bisa disebut dengan “kegiatan aktif tanpa pikiran aktif“,  pengalaman menarik yang mengarah ke sebuah wawasan.

Pembelajaran   seharusnya dirancang dengan melibatkan siswa secara aktif, integratif, utuh dan mampu meningkatkan aktifitas, menghidupkan pembelajaran, memperdalam retensi, serta mendorong penerapannya menjadikannya sangat penting bagi keberhasilan belajar. Mel Silberman (2013: ix), menuliskan hal-hal sebagai pentingnya pembelajaran aktif: (1) ketika pembelajaran terjadi secara aktif, siswa mengerjakan sebagian besar tugasnya sendiri dengan  menggunakan kemampuan berfikir otaknya dalam mempelajari ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari; (2) mempelajari sesuatu akan lebih  lebih baik, apabila dalam interaksi terjadi secara dua arah dimana guru  mendengarkan apa yang telah diketahui oleh siswa, melihat proses yang dilakukan siswa, mengajukan pertanyaan tentang apa yang akan dipelajari, dan mendis-kusikannya di dalam kelas. Di atas semuanya itu, siswa “harus melaku-kannya” berusaha mencari tahu sendiri, memberikan contoh, mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya atau yang harus dipelajarinya.

Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari menuangkan informasi ke dalam benak para siswa. Belajar menuntut keterlibatan mental dan tindakan si pembelajar (learner) sendiri. Penjelasan dan demonstrasi saja tidak akan pernah menjadi pembelajaran yang sesungguhnya dan langgeng.

Paul Eggen dan Don Kauchak (2012: 259):

“Sebuah model pembelajaran atau instruksional untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman mendalam tentang bangunan pengetahuan sistematis sambil secara bersamaan melatih keterampilan berfikir kritis mereka”.

Saat menggunakan model, guru memberikan kombinasi fakta, konsep dan generalisasi di dalam satu matriks. Atau, bentuk penataan lain seperti peta konsep atau hierarki mendetail. Guru membimbing siswa saat mereka mencari pola dan hubungan sebab akibat di dalam informasi tersebut. Model integratif didasarkan pada pandangan bahwa pembelajar atau siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang topik-topik yang mereka pelajari ketimbang merekam pelajaran di dalam bentuk yang sudah tertata secara sistematis. Menggunakan model ini menuntut guru untuk cakap dalam mengajukan pertanyaan dan dalam membimbing pemikiran siswa.

Kompetensi analisis anggaran biaya senantiasa menuntut adanya inovasi-inovasi dan pendekatan baru. Sejalan dengan tuntutan-tuntutan tersebut pola-pola pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi Inovasi baru ini dikaitkan dengan bangunan pengetahuan sistematis yang dibangun oleh siswa dalam penyusunan perhitungan anggaran biaya dan selanjutnya dinalisis secara kritis; (1) menentukan analisis satuan pekerjaan sipil; (2) menentukan harga satuan bahan, harga satuan upah dan dan harga satuan alat yang diadakan; (3) menghitung besaran volume macam dan jenis pekerjaan; (4) menyusun perhitungan RAB;

Microsoft excel merupakan softwere pengolah data elektronik atau spreadsheet yang sangat popular dan paling banyak digunakan para operator komputer untuk menyelesaikan berbagai macam bentuk laporan dalam bentuk tabel.  Fasilitas dan kemampuan dalam mengolah data merupakan satu-satunya alasan mengapa orang lebih memilih untuk menggunakan softwere ini, termasuk di dalam lingkungan kerja. 

Dalam perhitungan rencana anggaran biaya apabila perhitungan tersebut dilakukan secara manual (dengan menggunakan kalkulator) akan membu-tuhkan waktu yang lama, di samping itu belum tentu hasilnya tepat. Untuk itu, dibutuhkan suatu software agar perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat. Dalam menyelesaikan perhitungan tersebut kita dapat menggunakan microsoft excel, dengan tersedianya fungsi-fungsi (function), yang dapat digunakan dalam menghitung volume pekerjaan rencana anggaran biaya (RAB).

Dalam pembelajaran ini, guru sebaiknya  menggunakan metode atau model pembelajaran yang mampu membawa konstruksi berfikir siswa, dengan berbantuan softwere dalam menyelesaikan perhitungan rencana anggaran biaya, dengan menjadikan proses; (1) pembelajaran dibuat aktif agar siswa terlibat secara langsung dalam aktualisasi mencapai tujuan pembelajaran; (2) pembelajaran yang menyenangkan, penuh tantangan dan bersifat otentik,   sehingga    motivasi    belajar   siswa meningkat; (3) mengarahkan siswa ke pemahaman mendalam dan pikiran kritis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar; (4) dapat beradaptasi dengan dunia kerja dimana adanya tuntutan ketepatan dan kecepatan dalam penyusunan laporan.

Penelitian-penelitian mata pelajaran RAB dan pendekatan pembelajaran aktif yang pernah dilakukan.

1.''Pengaruh Metode Group Investigation (GI) Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya Kelas XI SMK Negeri 2 Klaten.  E-Journal Pend. Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 1, No 2 (2013)

2.'Penerapan Model Pembelajaran STAD Dalam Meningkatkan Partisipasi Dan Hasil Belajar RAB Siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Pelangi PendidikanUniversitas Negeri Medan.Vol. 20 No. 1 Juni 2013.

3.'DayaSerap Siswa SMK Negeri di Kota Yogyakarta Pada Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya. E-Journal Pend. Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta .Vol 1, No 2 (2013)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka seorang guru membuat perencanaan pembelajaran tersusun secara baik agar dapat dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan penerapan pendekatan pembelajaran aktif pada Mata Pelajaran RAB (Estimasi Biaya Konstruksi), dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun masalah yang perlu dipahami oleh guru adalah:

1.'''Kegiatan belajar mengajar dengan strategi pembelajaran aktif berbantuan microsoft excel 2007 pada mata pelajaran RAB menghitung biaya pondasi rumah yang bagaimana yang akan diterapkan.

2.'''Mampu melihat perbedaan dan interaksi akibat pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

3.'''Rancangan produk softwere RAB yang bagaimana yang akan digunakan menghitung biaya yang disampaikan dalam pembelajaran atau menggunakan pemanfaatan fasilitas yang disediakan dalam sofwere microsoft excel.

4.'''Level kompetensi perhitungan   RAB   pada perhitungan biaya pekerjaan seperti apa yang akan diterapkan.

Definisi Istilah

1.'''Belajar merupakan suatu perubahan internal yang terjadi pada diri seseorang, perubahan dalam potensi untuk bertingkah laku, serta perubahan tingkah laku itu sendiri, perubahan yang terjadi bukan karena perubahan secara alami atau karena menjadi dewasa yang dapat terjadi dengan sendirinya atau karena perubahannya sementara saja, tetapi lebih karena reaksi

2. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa  untuk belajar   secara aktif  dengan pikiran yang aktif, serta membantu siswa mengembangkan pemahaman mendalam tentang bangunan pengetahuan sistematis sambil secara bersamaan  melatih keterampilan berpikir kritis mereka dalam memperoleh dan mengelola  informasi secara bermakna, baik menemukan ide, memecahkan persoalan, mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari  ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata, untuk mendapatkan performa  hasil  belajar yang  maksimum.

3.'''Strategi pembelajaran konvensional (ceramah, demonstrasi) dikembang-kan atas kriteria utama berupa pengajaran tentang cara siswa menggunakan pengetahuan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempraktekkan proses pemecahan masalah.

4.'''Tingkat keberhasilan adalah kualitas kepribadian, keteguhan, dan sikap serta ambisi yang benar untuk mencapai tujuan yang disusun untuk dirinya sendiri, memiliki rasa kepercayaan diri, termotivasi oleh keinginannya menjadi amat berhasil dalam profesi (belajar) yang dipilih. Tingkat keberhasilan didapatkan melalui pengukuran yang dilakukan melalui tes kepribadian yang didasarkan pada lima belas indikator kebutuhan menurut Murray.

5.'Hasil belajar adalah kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia melakukan proses kegiatan belajar yang terjadi secara sadar sehingga terjadinya perubahan tingkahlaku yang bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif aktif, bersifat tetap serta dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

6.'''Berbantuan microsoft excel adalah pembelajaran dengan menggunakan perangkat softwere dari dalam mengolah kata-kata

7.'''RAB adalah mata pelajaran RAB yang merupakan singkatan dari Rencana Anggaran Biaya.

Asumsi

Asumsi pembelajaran

1.''Pembelajaran ini membahas tentang belajar mata pelajaran RAB menghitung biaya dengan berbantuan ms-excel yang dibelajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran aktif.

2.'Hasil belajar mata pelajaran RAB menghitung biaya pondasi rumah di ukur atau diuji dengan menggunakan serangkaian soal ujian postes.

3.'Tingkat keberhasilan siswa di dalam pembelajaran RAB menghitung biaya pondasi rumah berbantuan ms-excel di ukur.

4.'Siswa memiliki potensi alamiah yang sama untuk dihargai, menyalurkan energi dalam aktifitas, memerlukan pengaturan diri dalam kegiatan, bergaul dengan lingkungan komunitas, dan memiliki kepedulian terhadap sesama, dalam mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran RAB.

5.'Siswa telah mendapatkan pelatihan program under windows di kelas X, sehingga dapat menjalankan microsoft excel, pembelajaran mata pelajaran RAB ini memfokuskan aplikasi yang dapat diterapkan pada perhitungan data dalam menyusun RAB.

6.'Peilaiandilakukan secara obyektif dalam mengelola pembelajaran dan memberikan katagori penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Manfaat Pembelajaran

Pembelajaran aktif model apapun yang diterapka dengan berbantuan microsoft excel pelajaran RAB menghitung biaya ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.  Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran RAB.

b. Meningkatkan pemahaman dan penalaran konsep pembelajaran RAB.

2.''Bagi guru, untuk mengetahui apakahpenerapan model pembelajaran yang diterapkannya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian hasil belajar.

3.'''Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan proses belajar mengajar dan ketuntasan hasil belajar.


Demikian sekelumit permasalahan pembelajaran proses dan penerapannya dilakukan oleh siswa semoga bermanfaat.


Samarinda, Juli 2020

Mohammad Yasin, M.Pd

 


Daftar Pustaka

Alfianto, Haris dan Pangat. (2013). Pengaruh Metode E-Journal Pend. Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 1, No 2.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Badan Standarisasi Nasional / BSN. SNI Edisi Revisi. (2001). Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan (SNI). (http://www.bsn.go.id). Diakses tanggal 07 - 12 – 2013.

Ching-Chun Shih. (2001). Relationships Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles And Chievement. Journal of Agricultural Education Web-Based Learning. Volume 42.

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Mengajarkan Konten dan Keterampilan berpikir. edisi ke enam. Jakarta. PT. Indeks. 

Eison, Jim.(2010). Excitement and Enhance LearningDepartment of Adult, Career & Higher Education University of South Florida, 4202 East Fowler, EDU 162.

Fink, (1999). Active Learning, Oklahoma Instructional Development Program.

 (http://honolulu.hawaii.edu//intranet/committees/FacDevCom/guidebk/teachtip/active.htm). Diakses tanggal 07 - 12 – 2013.  

Jogiyanto. (2006). Filosofi, pendekatan dan penerapan Pembelajaran Metode Kasus untuk dosen dan mahasiswa. Yogyakarta. Andi offset.

Ketut, Sukardi, Dewa. (1993). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta.    PT Rineka Cipta.

Mulongo, Godfrey.(2013).Effect of active learning teaching methodology on learner participation. Journal of Education and Practice ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online) Vol.4, No.4.  

Northem Ireland Curriculum, (2000). For Key Stages 1&2. Council for the Curriculum, Examinations and Assessment (CCEA).

Olson, Matthew H dan B.R. Hergenhanh. (2014). Learning Theories. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Pratiwi, Alami dan Haryadi, Bada.(2013). Daya Serap Siswa SMK Negeri di Kota Yogyakarta Pada Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya”. E-Journal Pend. Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 1, No 2.

Prince,(2004). Education Department of Chemical Engineering.Bucknell University. Journal Engeneering (93(3)223-231.

Schunk, Dale H, (2012). Learning Theories. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.